1. Prinsip Pengembangan Sistem Informasi
1.1.Pentingnya Pengembangan Sistem Informasi
A. Adanya permasalahan – permasalahan (problem) yang
timbul di sistem yang lama. Permasalahan yang timbul dapat berupa:
·
Kecurangan –
kecurangan disengaja yang menyebabkan tidak amannya harta kekayaan perusahaan
dan kebenaran dari data menjadi kurang terjamin.
·
Kesalahan – kesalahan
yang tidak disengaja yang juga dapat menyebabkan kebenaran dari data kurang
terjamin.
·
Tidak efisiennya
operasi.
·
Tidak ditaatinya kebijaksanaan
manajemen yang telah ditetapkan.
B. Pertumbuhan Organisasi yang menyebabkan harus
disusunnya sistem yang baru.
Pertumbuhan
organisasi diantaranya adalah kebutuhan informasi yang semakin luas, volume
pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru.
Karena adanya perubahan ini, maka menyebabkan sistem yang lama tidak efektif
lagi, sehingga sistem yang lama sudah tidak dapat memenuhi lagi kebutuhan
informasi yang dibutuhkan manajemen.
C. Untuk meraih kesempatan – kesempatan (oppotunities).
Teknologi informasi
telah berkembang dengan cepat. Teknologi informasi telah berkembang dengan
cepat. Perangkat keras komputer, perangkat lunak, dan teknologi komunikasi
telah begitu cepat berkembang. Organisasi mulai merasakan bahwa teknologi
informasi ini perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi sehingga
dapat mendukung dalam proses pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh
manajemen.
D. Adanya instruksi – instruksi (directives)
Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena
adanya instruksi – instruksi dari atas pimpinan ataupun dari luar organisasi
seperti misalnya peraturan pemerintah.
1.2.Tujuan Pengembangan Sistem Informasi
-
Memecahkan
permasalahan – permasalahan
-
Meraih kesempatan –
kesempatan
-
Memenuhi instruksi
yang diberikan
1.3.Harapan Informasi Setelah Menerapkan Sistem Informasi
·
Performance (Kinerja), Diukur menggunakan
throughput dan response time
·
Information (Informasi), Peningkatan kualitas
informasi
·
Economy (Ekonomis), Peningkataan manfaat
vs penurunan biaya
·
Control (Pengendalian), Mendeteksi dan
memperbaiki kesalahan
·
Efficiency (Efisiensi), Efisien operasional
·
Services (Pelayanan), Peningkatan pelayanan
sistem
1.4. Prinsip Pengembangan Sistem Informasi
·
Sistem yang
dikembangkan adalah untuk manajemen.
·
Sistem yang
dikembangkan adalah investasi modal yang besar.
·
Sistem yang
dikembangkan memerlukan orang yang terdidik.
·
Tahapan kerja dan
tugas – tugas yang harus dilakukan dalam proses pengembangan sistem.
·
Proses pengembangan
sistem tidak harus urut.
·
Jangan tekut
membatalkan proyek.
·
Dokumentasi harus ada
untuk pedoman dalam pengembangan sistem.
2.
METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM
Metodologi
pengembangan sistem adalah langkah-langkah yang dilalui oleh analis sistem
dalam mengembangkan sistem informasi.
Pengembangan sistem akuntansi dilaksanakan melalui
tiga tahap utama yaitu:
1.
Analisis sistem
(system analysis)
2.
Desain sistem (system
design)
3.
Implementasi sistem
(system implementation).
Dalam
setiap tahap pengembangan sistem terebut, analis sistem menghasilkan dokumen
tertulis yang menyajikan rencana pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam
pengembangan sistem atau hasil pekerjaan pelaksanaan tahap pengembangan sistem
2.1. ANALIS SISTEM
Analis
sistem adalah seorang yang ahli yang mampu menyajikan berbagai alternatif
desain sistem informasi yang memungkinkan pemakai informasi memilih antara
berbagai desain yang ditawarkan oleh analis sistem.
Analisis sistem dapat
dibagi menjadi empat tahap:
1. Analisis pendahuluan (preliminary analysis).
Dalam analisis
pendahuluan sistem ini, analisis sistem mengumpulkan informasi untuk memperoleh
gambaran secara menyeluruh mengenai perusahaan kliennya. Untuk ini analis
sistem membuat work sheet atau check sheet untuk mengumpulkan informasi yang
dikumpulkan dalam analisis pendahuluan tersebut.
2. Penyusunan usulan pelaksanaan analisis sistem
Pelaksanaan analisis
sistem direncanakan oleh analis sistem dalam suatu dokumen tertulis yang
disebut “Usulan pelaksanaan analisis sistem.”. Digunakan untuk mempertemukan
pikiran pemakai informasi dengan analis sistem mengenai pekerjaan pengembangan
sistem akuntansi yang akan dilaksanakan oleh analis sistem untuk memenuhi
kebutuhan pemakai informasi.
3. Pelaksanaan analisis sistem
Pelaksanaan analisis
sistem didasarkan pada rencana kerja yang dituangkan dalam “Usulan pelaksanaan
Analisa Sistem”. Berikut contoh langkah-2nya:
-
Analisis laporan yang dihasilkan sistem sekarang.
-
Menganalisis transaksi.
-
Mempelajari catatan pertama.
-
Mempelajari catatn akhir
4. Penyusunan laporan hasil analisis sistem
Hasil akhir proses
analis sistem disajikan oleh analis sistem dalam suatu laporan ayng disebut
“Laporan hasil analisis sistem”. Laporan ini merupakan dokumen tertulis yang
dibuat oleh analis sistem untuk diserahkan kepada pemakai informasi.
2.2. DESAIN SISTEM
Dalam
tahap desain, analis sistem memberikan tiga macam dokumen tertulis yang
diserahkan kepada pemakai informasi:
-
Usulan desain sistem secara garis besar
-
Laporan final desain sistem secara garis besar
-
Laporan final desain sistem secara rinci.
Berbagai
dokumen tertulis terebut digunakan oleh analis sistem untuk menyajikan dan
menawarkan desain sistem bagi pemakai informasi.
Tahapan desain sistem
dibagi menjadi lima tahap:
1. Desain sistem secara
garis besar
2. Penyusunan usulan
desain sistem secara garis besar
3. Evaluasi sistem
4. Penyusunan laporan
final desain sistem secara garis besar.
5. Desain sistem secara
rinci
6. Penyusunan Laporan
final desain sistem secara rinci
2.3. IMPLEMENTASI SISTEM
Dalam
tahap implementasi sistem, analis sistem membuat dokumen tertulis yang disebut
“Laporan Final Implementasi Sistem.” Laporan ini berisi dua bagian: rencana
implementasi sistem dan hasil implementasi sistem.
Pendekatan
konversi yang dapat digunakan analis sistem dalam mengkoversi sistem lama
dengan sistem baru adalah: a). langsung, b). paralel, c). modular atau pilot
project dan phase-in.
a.
Persiapan implementasi sistem
b.
Pendidikan dan pelatihan karyawan
c.
Konversis sistem
Perubahan
sistem lama ke sistem baru memerlukan pendekatan konversi tertentu. Terdapat
empat pilihan utama pendekatan yang digunakan untuk mengubah sistem lama ke
sistem baru, yaitu konversi langsung, paralel, pendekatan modular dan phase-in.
1. Konversi langsung
Adalah implementasi sistem abru
secara langsung dan mengehentikan segera pemakaian sistem lama.
2. Konversi paralel
Adalah implementasi sistem baru
secara bersamaan dengan pemakaian sistem lama selama jangka waktu tertentu.
3. Konversi Modular
Sering disebut pendekatan pilot
project, adalah implementasi sistem baruke dalam organisasi secara
sebagian-sebagian
4. Konversi Phase-In
Adalah mirip dengan konversi
modular. Beda yang ada diantara keduanya adalah terletak pada konversi modular
membagi organisasi untuk implementasi sistem baru, sedangkan pada konversi
phase –in yang dibagi adalah sistemnya sendiri.
3. Tahap-tahap Siklus Hidup
Proyek
3.1. Tahap Konsepsi
a) Tahap konsepsi ada dua bagian,
yakni:
1. Bagian pertama, Inisiasi Proyek
Merupakan
tahap munculnya ide tentang proyek yang dimulai dari penemuan masalah.
Selanjutnya masalah yang ditemukan perlu dirumuskan dengan jelas berikut tujuan
pemecahan masalah tersebut. Dua hal tersebut menjadi dasar bagi pencarian
alternatif solusi.
2. Bagian Kedua, Kelayakan Proyek.
Merupakan
proses investigasi terhadap masalah dan mengembangkan solusi secara lebih
detail untuk dilihat sejauh mana solusi memberikan manfaat yang lebih besar
dari pengorbanan/ biaya. Tiga hal pokok yang harus dijawab pada tahap
kelayakan ini adalah apa saja yang diperlukan, kapan dilakukan, siapa yang
terlibat.
b) Proposal Proyek
Pada tahap
konsepsi memunculkan Requestst For Proposal (RFP). RFP memuat tujuan
proyek, lingkup proyek, spesifikasi performance, batasan ongkos dan jadwal,
kebutuhan data, jenis kontrak RFP dibuat berdasarkan permintaan user. Namun,
proposal proyek bisa juga dibuat atau diajukan tanpa terlebih dulu ada
permintaan dari user tetapi berdasarkan penawaran. Proposal Proyek memerlukan
biaya dan waktu tersendiri dan dibuat oleh tim manajemen puncak.
Pembuatan
proposal proyek adalah pekerjaan yang harus dilakukan sebelum suatu proyek
didapatkan. Secara ringkas proposal proyek harus mengandung beberapa hal pokok
sebagai berikut:
·
Surat Pengantar
Merupakan bagian penting dari proposal yang
secara ringkas memuat kualifikasi, pengalaman dan minat kontraktor terhadap
proyek.
·
Ringkasan Eksekutif
Berisi ringkasan yang dapat digunakan user
untuk melihat relevansinya terhadap kebutuhan user dan kontribusinya terhadap
penyelesaian masalah. Isi pokok: deskripsi singkat proyek, tujuan, kebutuhan
secara keseluruhan, hambatan dan area masalah.
·
Bagian Teknis
Berisi penjelasan tentang lingkup proyek
dan pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam proyek
dab pekerjaan-pekerjaan yang ada. Bagian ini harus dibuat detail untuk
menghindari kesalahpahaman.
·
Manfaat dan
Keuntungan yang Diperoleh
Berisi gambaran keuntungan/ manfaat
realistis dengan cukup detail terkait proyek.
·
Jadwal
Berisi skedul penyelesaian proyek..
penyusunannya didasarkan pada struktur pemecahan pekerjaan dan tahapan proyek.
·
Bagian Keuangan
Berisi penjelasan mengenai biaya langsung,
biaya tidak langsung sesuai beban tenaga kerja dan bahan yang digunakan, sistm
kontrak dan pembayaran.
·
Bagian Legal
Berisi masalah-masalah perubahan/
penghentian yang mungkin muncul berikut prosedur untuk menangani
perubahan atau penghentian proyek.
·
Kualifikasi Manajemen
Berisi latar belakang organisasi
kontraktor, pengalaman yang dimiliki, prestasi yang dicapai, situasi keuangan,
susunan tim dan orang-orang kunci yang ada dalam organisasi. Dibuat semenarik
mungkin dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
c) Pemilihan Proposal Proyek
Proposal
yang masuk selanjutnya akan dievaluasi untuk penseleksian. Secara umum evaluasi
proposal proyek meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.
Evaluasi
administratif
Evaluasi ini untuk menentukan apakah
proposal proyek telah memenuhi ketentuan-ketentuan administratif yang
disyaratkan misalnya aspek hukum, bidang pekerjaan, dan aspek finansial
2.
Evaluasi isi proposal
proyek
Pada tahap ini proposal proyek
dievaluasi dalam hal misalnya personel, metodologi/teknis,
performansi,/kualitas, harga dan jadwal. Kriteria yang digunakan bergantung
pada jenis proyek.
d) Negosiasi Kontrak
Negosiasi
anatara pemilik proyek (user) dengan calon kontraktor yang terpilih dimaksudkan
untuk menyamakan posisi kedua belah pihak dalam masalah-masalah utama,
khususnya masalagh teknis dan persetujuan dalam hal waktu, jadwal dan
performansi.
Bagi pemilik
proyek (user) sasaran negosiasi yang dilakukan pada umumnya untuk mendapatkan
persyaratan yang paling menguntungkan, penekanan harga dan mencegah persyaratan
yang membatasi ruang gerak. Sedangkan dari sisi kontraktor berusaha untuk
mengurangi risiko dan menekan biaya dengan mengusulkan beberapa penyimpangan
dari persyaratan.
3.2. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan dalam
siklus hidup proyek akan meliputi kegiatan
a. Penyiapan rencana
proyek secara detail
Isi
rencana proyek biasanya meliputi hal-hal sbb:
i.
Jadwal pekerjaan
ii. Anggaran dan sistim pengendalian biaya
iii. Work Breakdown Structure secara rinci
iv. Bagian-bagian yang beresiko tinggi dan sulit
v. Rencana sumberdaya manusia dan penggunaannya
vi. Rencana pengujian hasil proyek
vii. Rencana dokumentasi
viii. Rencan peninjauan pekerjaan
ix. Rencana pelaksanaan hasil proyek
ii. Anggaran dan sistim pengendalian biaya
iii. Work Breakdown Structure secara rinci
iv. Bagian-bagian yang beresiko tinggi dan sulit
v. Rencana sumberdaya manusia dan penggunaannya
vi. Rencana pengujian hasil proyek
vii. Rencana dokumentasi
viii. Rencan peninjauan pekerjaan
ix. Rencana pelaksanaan hasil proyek
Semua
rencana-rencana tersebut di atas harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
user.
b. Penentuan spesifikasi proyek secara rinci
Ada
dua macam jenis spesifikasi yakni
1.
Spesifikasi kebutuhan
user.
Spesifikasi ini akan berhubungan dengan hasil yang diinginkan oleh user secara umum. Spesifikasi kebutuhan user akan menentukan apakah hasil proyek dapat diterima atau tidak.
Spesifikasi ini akan berhubungan dengan hasil yang diinginkan oleh user secara umum. Spesifikasi kebutuhan user akan menentukan apakah hasil proyek dapat diterima atau tidak.
2.
Spesifikasi kebutuhan
proyek
Spesifikasi kebutuhan
proyek merupakan terjemahan teknis dari kebutuhan user. Terjemahan ini bisa
dalam bentuk, ukuran, kapasitas, kecepatan, dll.
3.3. Tahap Eksekusi
Yang tercakup dalam tahap ini adalah pekerjaan-pekerjaan seperti, Desain,pengembangan, pengadaan, konstruksi,/ produksi, dan pelaksanaan. Tahap-tahap dalam eksekusi adalah sbb:
Yang tercakup dalam tahap ini adalah pekerjaan-pekerjaan seperti, Desain,pengembangan, pengadaan, konstruksi,/ produksi, dan pelaksanaan. Tahap-tahap dalam eksekusi adalah sbb:
·
Desain
Dalam tahap ini
spesifikasi diterjemahkan ke dalam maket, diagram atau skema.
·
Pengadaan
Pada tahap ini
dilakukan fasilitas-fasilitas pendukung maupun material.
·
Produksi
Setelah fasilitas dan
bahan tersedia, maka dilakukan pelaksanaan produksi berikut pengawasan dan
pengendalian sumberdaya yang digunakan dan progress report.
·
Implementasi
Pada tahap ini
dilakukan penyerahan hasil akhir proyek. Penyerahan dapat disertai dengan
training untuk user,
3.4. Tahap Operasi
Setelah hasil proyek diserahkan ke user maka proyek dianggap selesai. Keterlibatan kontraktor dianggap telah selesai dan user mulai mengoperasikan hasil proyek tersebut.
Setelah hasil proyek diserahkan ke user maka proyek dianggap selesai. Keterlibatan kontraktor dianggap telah selesai dan user mulai mengoperasikan hasil proyek tersebut.
4.
Pendekatan Analisis System
Metode System Analisis :
1.
Model-driven analysis:
· Structured analysis
· Information engineering
· Object-oriented analysis
2.
Accelerated analysis
:
· Discovery prototyping
· Rapid architected analysis
3.
Requirements
discovery
· Fact-finding
· Joint requirement planning (JRP)
4.
Business process
redesign (BPR)
1.
Model-driven analysis
pendekatan
penyelesaian masalah yang menekankan gambaran model sistem untuk mendokumentasikan
dan melakukan validasi sistem saat ini maupun sistem yang diusulkan. Model
sistem ini merupakan blueprint untuk merancang dan membangun sistem yang
lebih baik.
·
Structured analysis
Model-driven, teknik process-centered
yang digunakan untuk menganalisa sistem saat ini, menentukan
kebutuhan bisnis untuk sistem baru, atau keduanya. Modelnya adalah gambaran yang
mengilustrasikan komponen dari sistem (proses & input, output & file) yang berhubungan
·
Information engineering (IE)
Model-driven, data-centered, tetapi teknik yang sensitif terhadap proses untuk perencanaan, analisa dan perancangan sistem informasi. Model IE adalah gambaran yang mengilustrasikan dan mensinkronkan data dan proses sebuah sistem
·
Object-oriented
analysis (OOA)
Model-driven, mengintegrasikan baik pertimbangan data maupun proses ke dalam
konstruksi yang disebut obyek. Model OOA adalah gambaran yang mengilustrasikan
obyek sebuah sistem dari berbagai perspektif seperti struktur dan perilaku,
interaksi dari berbagai obyek.
·
Object
Rangkuman data
(properti) yang menggambarkan orang, obyek, peristiwa, atau benda yang bersifat
diskrit, dengan segala proses (metoda) yang dapat menggunakan atau meng-update
data dan propoerti. Satu-satunya cara untuk mengakses atau meng-update data
suatu obyek adalah dengan menggunakan object’s predefined processes.
2. Accelerated systems analysis
Pendekatan yang menekankan pada pembangunan prototype untuk lebih mempercepat
pengidentifikasian kebutuhan bisnis dan pengguna (user) dari sebuah sistem baru. (prototype – sebuah skala kecil yang belum lengkap, tetapi mencerminkan sistem yang
diharapkan.)
·
Discovery prototyping
Teknik yang digunakan untuk
mengetahui kebutuhan bisnis pengguna. Caranya dengan mengetahui reaksi mereka
saat suatu kebutuhan diimplementasikan segera.
·
Keuntungan:
o
Prototype cenderung pada cara berpikir “saya akan tahu apa yang saya inginkan ketika
saya melihatnya“ (I’ll know what I want when I see it”)
·
Kerugian:
o Hasil yang terjadi mungkin prematur, berdasarkan “look
and feel”
o Mendorong fokus dan komitmen perancangan yang mungkin
masih prematur
o Mendorong pengguna percaya bahwa sistem tersebut
nantinya juga dapat dibangun dengan cepat seperti prototype-nya.
·
Rapid architected
analysis
Pendekatan
berdasarkan model dari sistem saat ini atau dari discovery prototype.
3.
Requirements
discovery
Proses
analisis sistem yang mengidentifikasi atau menyaring masalah dan kebutuhan
solusi sebuah sistem. Pendekatan ini mencakup:
·
Fact-finding
Proses mengumpulkan informasi tentang masalah sistem,
kesempatan, kebutuhan solusi, dan prioritas:
o
Sampling of existing
documentation, reports, forms, databases, etc
o
Research of relevant
literature
o
Observation of the
current system
o
Questionnaires and
surveys
o
Interviews
·
Joint requirements planning (JRP)
Penggunaan workshop yang difasilitasi untuk
mengumpukan system owners, users, dan analysts, dan beberapa systems
designer and builders untuk bersama-sama melakukan analisis sistem. JRP biasanya merupakan bagian dari metoda yang lebih
besar yang disebut joint application development (JAD), sebuah aplikasi
yang lebih komprehensif dari teknik JRP untuk proses pengembangan sistem secara
keseluruhan.
4. Business process redesign (BPR)
Aplikasi
dari metoda analisis sistem dengan tujuan untuk mengubah secara dramatis dan
meningkatkan proses bisnis suatu organisasi secara fundamental, tanpa
tergantung dari teknologi informasi tertentu.
5.
Systems Analysis Methods and Agile Methods
Agile method
Integrasi dari
pendekatan yang berbeda dari analisis dan perancangan sistem untuk aplikasi
yang dianggap sesuai untuk masalah yang akan diselesaikan atau sistem yang
dibangun
·
Sebagian besar metodologi komersial tidak menggunakan pendekatan tunggal
(analisis struktur, IE, OOA)
·
Biasanya mereka mengintegrasikan berbagai pendekatan popular dalam satu
kumpulan metoda (agile method)
·
System developers diberi fleksibilitas untuk memilih berbagai variasi alat dan teknik untuk
menyelesaikan tugasnya.
·
Salah satu contoh,
metoda FAST (Framework for the Application of Systems Thinking), bekerja
dengan cara ini
FAST Systems Analysis Phases
•
Scope Definition
Phase
Is the project worth
looking at?
•
Problem Analysis
Phase
Is a new system worth
building?
•
Requirements Analysis
Phase
What do the users need and
want from the new system?
•
Logical Design Phase
What must the new system
do?
•
Decision Analysis
Phase
What is the best solution?
Scope Definition Phase
·
Steering body
Komite
dari eksekutif dan manajer sistem yang mempelajari dan memprioritaskan beberapa
proposal proyek untuk menentukan proyek mana yang akan menghasilkan nilai
terbesar bagi organisasi, sehingga harus disetujui. Steering body disebut juga steering committee.
·
Project charter
Hasil
akhir dari fase investigasi pendahuluan, yang menyatakan ruang lingkup proyek,
rencana, metode, standar, dst.
·
Cause-and-effect
analysis
Teknik
yang mempelajari masalah untuk menentukan sebab dan akibat.
·
Objective
Pengukuran
kesuksesan. Sesuatu yang diharapkan untuk tercapai, bila diberikan resources
yang cukup
•
Mengurangi jumlah account
pelanggan yang tak dapat ditagih 50 persen sampai dengan tahun depan
•
Meningkatkan 25 persen jumlah aplikasi pinjaman yang dapat diproses dalam 8
jam
•
Menurunkan 50 persen waktu yang dibutuhkan untuk menjadwalkan kembali lot
produksi jika sebuah workstation tidak berfungsi
·
Constraint
Sesuatu
yang membatasi fleksibilitas dalam menentukan solusi untuk tujuan anda. Biasanya tidak dapat diubah.
•
Sistem baru harus operasional paling lambat 15 April
•
Biaya sistem baru tidak dapat melebihi USD 350,000
•
Sistem baru harus berbasis internet
•
Sistem baru harus melakukan tagihan ke pelanggan setiap 15 hari Requirements
·
Functional
requirement
Deskripsi
dari aktivitas dan layanan yang harus disediakan sebuah sistem – inputs,
outputs, processes, stored data
·
Nonfunctional
requirement
Deskripsi dari fitur,
karakteristik dan batasan lain yang menentukan kepuasan sistem
Sumber :
http://visilubai.wordpress.com/2010/04/26/pemodelan-data/
http://4yun1ng.wordpress.com/2010/10/28/audit-sistem-informasi-analisis-dan-kelayakan-proposal-sistem/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar